Senin, 07 Desember 2009

Addict to U

Ga tau..ga tau..ga tau..yang pasti seneng ajah liat-liat statusnya..liat-liat tulisanya memantau apa saja yang dia lakukan di facebook..menyenangkan sekali mengamati dia. Lucu…tulisanya kadang-kadang lincah meliuk-liuk..tapi tak jarang juga ada tulisanya yang serius. Hi man…kau sudah benar-benar membuatku addict. Jiga nu kacanduhan, nagih lagi..lagi..dan lagi ….hahahahayy. entah perasaan apa ini namanya..yang jelas bukan cinta,,karena masih panjang jalan menuju cinta (sok tau! Kaya yang ngerti ajah). Kagum mereun nyak…bahasa gaulna mah ng’fans uhuy!, parahnya dia tu cowo alias laki-laki alias ikhwan.Hhmmm……Astagfirulloh wajar koq.

Bukan orang jauh sih, bukan orang deket juga tapinya..lumayanlah bias liat bentuk aslinya minimal 2 minggu sekali, jelas toh orang kita kuliah satu gedung, biarpun ga sekelas (kahayangna sakelas mah). Dah setengah lima, lum sholat ashar…mu sholat dulu yakz…

aku kembali…mari kita kembali ke pembicaraan semula, mengenai penagihan eh ketagihan ketang. Ya diriku jadi ketagihan buka facebook dia, semakin sering dia update status sesering itu juga aq liat profil facebook dia gila memang, tapi sungguh ini menyenangkan sekali, kayanya aq dah tau banget dia orangnya kaya apa, yang disuka apa, yang dibenci apa, temennya sapa ajah and many more about him. Yaa..mungkin aq mengidolakanya, jujur aQ suka ma ni orang, gimana g suka dia ntu pria idaman setiap wanita muslimah (baca:akhwat) yang aq tau mah fans dia banyak dari yang akhwat mpe ce-ce cantik yang kaya artis. Tapi yang paling bikin dia beruntung ntu aq suka ma dia hahaha….ya minimal ini membuktikan bahwa selera aq masih normal hihihihi…

Kalo boleh di deskripsikan sedikit dia itu lumayan cakep, lumayan pinter, lumayan tajir, lumayan lucu, (jiaah serba lumayan, untung g lumayanan) tapi yang paling penting dia ntu soleh titik. Point terpenting yang di garis bawahi.hehehe ya gimanapun aq masih mau masuk surga, jadi ya harus cari yang soleh yang bias membimbing aQ ke surga betul ?? Uuuhhmm…terakhir kali liat dia kapan yakz?? Klo g salah mah pas hari senin pagi, waktu lagi jalan bareng ke kelas ma seorang teman, aq liat dia ge duduk di bawah tangga, dia nya lagi ketawa lepas gitu..cakep bener daah…..maaf-maaf nih bukanya muna tow apa tapi tiap ketemu ma dia aq mah g berani liat muka dia pake sengaja, sumprit..solanya kalo liat muka di pake sengaja ma pake g disengaja ntu beda rasanya hehehe…..(pengen iih ng’posting tulisan ni, tapi takut ada yang baca, trus mengenali ciri-ciri orang tersebut, atau bahkan merasa hehehe pede amat yakz)

tapi akhirnya di postkn juga hahaha............

Selasa, 19 Mei 2009

BimBang

Tanaman itu tengah berbuah lebat,namun buah-buah nya yang ranum tak terpetik hingga jatuh dan membusuk d tanah..setelah itu tinggalah bijinya yang tersiram hujan.
Rabb biji itu yang berasal dari buah busuk itu telah berkecambah,akarnya yang masih rapuh mulai menghujam tanah.
Haruskah kecambah itu ku siram dan kurawat?
Atau aku cabut saja?
Bagaimana jika di biarkan saja?
Jika kecambah itu aku siram dan ku rawat,tapi aku takut jika kecambah itu tumbuh besar melebihi pohon induk nya..aku tidak mau itu terjadi.
Namun jika kecambah itu aku cabut dia akan mati,dan aku telah mengambil kehidupanya,akupun menyayangi kecambah itu.
Dan bila ia aku biarkan saja,dia bisa tumbuh dengan liar tak terkontrol..menggerikan!
Ya Alloh,lalu apa yang harus aku lakukan??
Written about a month ago · Comment ·

Selasa, 14 April 2009

JiaAah....diriku bercokol kembali di warnet, akhirnya..setelah hari-hari yang sibuk itu berlalu (tapikan sekarang lagi musim UTS??). Tapi yah tadi pas baru duduk baru keingetan ma map, dan ternyata map'y ketinggalan lagi di ATM jadi ajah balik lagi...(cape tw!!!!) Yaah...maklum lah profesi saya sebagai pengabsen di kelas mengjaruskan saya bawa-bawa map tiap hari, solanya kalo g bawa repot ceu....ntar pada kusut kalo di masukin ke tas..(bentar pasang Fd dulu...) Yaah..sekian saja cerita mengenau map saya itu. Yangg jadi masalah itu "si Lupa" aAah...Benci aku mah !!!!!! g tw ni yang keberapa map ketingglan d ATM, itu baru di ATM loh belum lagi yang di kostn temen, tempat makan, fotocopyan, warnet dan entah di berapa tempat lagi....
Astagfirulloh...

Minggu, 01 Maret 2009

PENGARUH NEGATIF TEMAN SEBAYA TERHADAP NILAI DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

         Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan ornag lain telah mulai dirasakan sejak anak berusia enam bulan, disaat anak itu telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarga lainya dan pada akhirnya setiap manusia itu saling membutuhkan. Hubungan sosial di mulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas, semakin dewsa dan semakin berumur kebutuhan manusia menjadi kompleks denagn demikian, tingkat hubungan sosial budaya juga berkembang menjadi amat komleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi untuk memnuhi kebutuhan pribadinya. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kelompok, remaja merasa dirinya harus masuk dalam kesebuah kelompok. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti mereka biasanya berdasarkan berbagai pertimbangan seperti moral,sosial ekonomi, merasa msenasib, memiliki hobi yang sama. Jadi bisa kita lihat anak-anak usia remaja biasanya mereka memiliki ciri khas tersendiri antar kelompok, dn tidak heran jika remaja mudah terpengaruh oleh teman senbaya nya. 

             Menurut Horrocks dan Benimoff (Hurlock; 1980) kelompok sebaya merupakan dunia nyata bagi kawula muda, yang menyipkan panggung simana ia dapat menguju diri sendiri dan oranglain. Di dalam kelompok sebaya ia merumusakan dan memperbaiki konsep dirinya; disinilah ia dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya dan tidak dapat memaksakan sanksi-sanksi duni dewasa yang justru ingin ia hindari. Kelompok sebaya memberikan sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang di tetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman sebayanya. Jadi, di dalm masyarakat sebaya inilah remaja memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan di situ pula lah ia dapat menemukan dunia yang memungkinkanya bertindak sebagai pemimpin apabila dia mampu melakukanya, kecuali itu kelompok sebaya merupakan hiburan utama bagi anak-anak belasan tahun, berdasarkan alas an tersebut terlihatlah kauntungan vital masa remaja bagi remaja bahwa kelompok sebaya terdiri dari anggot-anggota, tertentu dari teman-temannya yang dapat menerimanya dan yang kepadanay ia sediri bergantung.
        Berdasarjkan penjelasan dari Horrocks dan Benimoff betapa besarnya pengaruh teman sebaya pada usia remaja, namun sesungguhnya bagaimana remaja mengahdapi pengeruh tersebut tergantung pada sifat dasar yang terbentuk pada usia 6-10 tahun. Tekanan dari teman sebaya timbul apabila di mata remaja teman tersebut diaggap orang ‘kuat’ sehingga remaja bersangkuatn merasa dirinya harus mengikutu apa yang di lakukan tamannya. Dan untuk menguasai tugas perkembanganya dalam pembentukan hubungan baru dan yang lebih matang denagn lawan jenis dan dalam memainkan peran yang tepat sesuai denag jenis kelaminya. Rasa keingintahuan remaja mengenai seks membuat remaja berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seluk-beluk seks danh mayoritas para remaja berusaha mengetahui seluk beluk seks dari teman-teman dekatnya, buku bahkan dari internet.
Pada masa remaja juga mulai ada perubaha/perkembanagn minat terhadap lawan jenis, biasanya timbul rasa suka dan tertarik kepada lawan jenis yang biasanya di wujudkan dengan berpacaran. Pacaran bagi remaja bukan hal asing, apalagi di masa sekarang remaja merasa dirinya ketinggalan zaman dan dianggap tidak "gaul" jika belum pernah pacaran. Remaja memiliki banyak alas an untuk berpacaran, salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan mengekspresikan rasa sayang terhadap seseorang yang spesial. Biasanya hal ini akan menimbulkan perasaan bersemangat, berbunga bunga, dan bahagia. Karena pacaran adalah sesuatu yang sangat diharapkan, maka ada anggapan bahwa pacaran itu harus, dan sangat penting. Mereka yang tidak mempunyai pacar jadi merasa tidak normal dan ujung-ujungnya adalah minder. Hal ini terutama terjadi jika semua teman se-genk nya telah memiliki pacar, sebagaimana yang dimuat dalam rubrik Curhat Kompas (29/6). Teman-teman sepergaulannya sering kali mengejek, mengolok-olok bahkan menertawakan bila dikelompok ada salah satu dari mereka yang belum punya pacar. Ejekan dan cemoohan inilah yang paling ditakuti remaja, sehingga mereka lalu biasanya memaksakan diri untuk berpacaran tanpa mengerti makna dari pacaran itu sendiri, yang dipentingkan adalah "status" supaya bisa kelihatan sudah punya pacar.Jika akhirnya mereka sudah "sukses" dapat meiliki pacar, misalnya, maka perilaku apa aja yang harus dilakukan selama pacaran juga dianggap ada "standarnya" .seorang remaja mengatakan "Temen-temen bilang kalau pacaran cuman duduk-duduk dan ngobrol aja, itu sih bukan pacaran namanya!" atau ada juga yang bilang sama pacarnya: " idih...kok sama pacarnya

cuman cium pipi sih? Nggak romantis amat! Kalo cuman kaya gitu sih sama ponakan gue juga bisa!" 
Berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan oleh Pusat Studi Seksualitas terhadap remaja di Yogyakarta nilai dan perilaku seksual yang dianut remaja selama proses pacaran dipengaruhi beberapa faktor yaitu; karakter individu itu sendiri, kelompok, pacar, keluarga, sekolah, media massa dan komunitas masyarakat di mana remaja tumbuh dan berkembang. Tetapi, salah satu yang memiliki andil besar mempengaruhi sikap dan perilaku adalah kelompok teman sebaya dan pasangannya. 
           Makna kebanggaan sering diwujudkan dengan melakukan sesuatu yang jarang dilakukan oleh teman-teman sebayanya termasuk hubungan seksual. "Ada yang bercerita dengan bangga bahwa dia telah melakukan hubungan seksual," Ini menunjukkan bahwa berhubungan seks yang dilakukan oleh remaja sering kali karena tekanan dari teman-temannya, karena untuk bisa diterima oleh kelompoknya mereka harus berperilaku yang sama dengan kelompoknya. Seandainya dalam kelompok tersebut sudah banyak yang melakukan Hus (hubungan seksual), maka hampir pasti semua anggota kelompok juga harus melakukan seperti apa yang dilakukan oleh kelompoknya, karena bila ada anggota yang tidak melakukannya, maka ancamannya adalah dikeluarkan dari kelompoknya.Hal seperti inilah yang ditakutkan oleh remaja yang masih mencari identitas diri dan cenderung merasa nyaman bila berkelompok, sehingga mereka akan menggunakan berbagai cara untuk membuktikan bahwa mereka mampu dan biasanya pacar perempuannya menjadi sasaran."Banyak teman-teman saya yang bangga apabila sudah berciuman dengan pacarnya. Bahkan ada yang merasa bangga karena telah berhubungan seksual dengan sang pacar," ungkap salah seorang remaja. Gambaran ini pun semakin membuktikan bahwa remaja cenderung melakukan sesuatu untuk kebanggaan tanpa tahu akan akibat yang dilakukannya.
            Pengaruh teman sebaya memang sangat kuat dalam kehidupan remaja, dan orang tua harus bisa mengontrol/memantau pergaulan remaja dengan tidak mencampurinya, karena remaja paling tidak suka jika orang tua mencampuri urusanya. Dan untuk kebutuhan seksual remaja, dalam usaha pemenuhanya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan arti dan fungsi seksual dalam kehidupan. Orang tua juga bias mendekati anaknya sebagai sahabat yang berbagi cerita kepada sahabatnya bukan sebagai orang tua yang menceramahi anaknya. Pendidikan seksual di sekolah juga harus ada, dan dapat berupa workshop kesehatan reproduksi atau bimbingan mengenai nilai dan perilaku seks. Jangan sampai remaja-remaja mendapat informasi yang salah dan terjerumus pada pergaulan bebas.







Minggu, 22 Februari 2009

TEORI BEHAVIORISTIK


Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS pada tahun 1913, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.

Para ahli behavioristik kurang memiliki perhatian terhadap struktur kepribadian internal, seperti ID, ego dan superegonya freud, karena struktur seperti ini tadak dapat diobservasi.Mereka memandang kepribadian individu sebagai “koleksi kecenderungan respon yang terkait denagn berbagai situasi rangsanagan yang beragam”. Walupun para behavioris kurang memiliki perhatian terhadap struktur kepribadian, tetapi mereka mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan kepribadian. Sebagian behavioris, seperti Dollar & Miller (1950) menyetujui pendapat freud tentang pentingnya pengalaman masa kecil, mereka berpendapat bahwa kepribadian di bentuk melalui proses evolusi. Tokoh-tokoh dalam teori Behavioristik tersebut adalah:

1. Pembiasaan Klasikal : Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)

Pembiasaan klasikal ( Classical Conditioning ) merupakan tipe belajar yang menekankan pada stimulus netral memerlukan kapasitas untuk merangsang respon yang secara orisinil terangsang oleh stimulus yang lain. Proses ini dinamakan juga Respondent conditioning yang pertama kali di kenalkan oleh ivan pavlov pada tahun 1903. Dia meneliti tentang pencernaan anjing, ia juga menegetahui bahwa anjing dapat dilatih untuk menegeluarkan air liur untuk merespon bunyi bel. Pada awalnya anjing akan menegeluarkan air liunya jika di beri daging, dan setiap akan memberi makan anjing tersebut pavlov membunyikan bel tersebut lama kelamaan hanya dengan mendengarkan bunyi bel tersebut anjing kan mengeluarkan air liurnya. Peran classical conditioning memberikan kontribusi terhadap pembentukan respon-respon emosional, seperti rasa takut, cemas atau phobia.

2. Pengkondidian Operan: Skinner

Burrhus federic Skinner lahir pada tahun 1904 di Susquehanna Pennsylvania dan meninggal pada tahun 1990. Skinner adalah seorang ahli psikilogi Amerika yangbanyak menghabiskan waktunya untuk bekerja di universitas Harvard. Pilihanya terhadap pendekatan behaviorisme mengarahkanya untuk menolak kekuatan-kekuatanmental dan emosional. Sinner membagi tingkah laku kedalam dua tipe yaitu responden dan operan, tingkah laku responden adalah tingkah laku yang dibagkitkan atau dirnagsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku reponden ini wujudnya adalah refleks dan contohnya adalah mata yang berkedip karena terkena debu atau menarik tangan saat terkena sengatan listrik, tingkah laku ini bergantung pad reinforcement dab secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik. Sedanagkan tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan (sukarela) tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung.

Menurut Skinner ”reiforcement” dapat terjadi dalm dua cara yaitu positif dan negatif. Reiforcement [ositif ini sinonim dengan ”reward” (penghargaan), respon-respon diikuti oleh hasil yang menyenagkan diperkuat cenderung menjadi pola kebiasaan bertingkah laku. Sementara reinforcement negatif ketika respon diperkuat (sering dilakuan), karena diikuti oleh stimulus yang tidak menyenagkan. Reiforcement ini memainkan peran dalam perkembangan kecenderungan-kecenderungan untuk menolak (menghindar).

3. Teori Belajar Sosial: Bandura

Albert Bandura adalah seornag behavioris yang menambahkan aspek kognitif terhadap behaviorisme sejak tahun 1960. Pengembanagn teorinya merujuk kepada pandangan Skinner, meskipun begitu Bandura memiliki pendapat tersendiri dalam kaitanya dengan hakikat manusia dan kepribadian. Asumsinya adalah sebagai berikut.

a. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan mengatur tingkah lakunya sendiri.

b. Kepribadian berkembang dalam konteks sosial, interaksi, antara satu sama lainya.

Teori belajar bandura tentang kepribadian di dasarkan pada formula bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil interaksi timbal balik yang terus menerus antara faktor-faktor penentu yaitu faktor internal (kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan manusia) dan faktor eksternal (lingkungan). Proses ini disebut reciprocal Determine.

Teori kognitif sosial memandang proses sosial dan kognitif sebagai sesuatu yang penting dalam memahami emosi, motivasi dan tindakan manusia.

CARA BELAJAR

Dalam teori kognitif sosial terdapat dua cara belajar, yaitu:

1. Observational Learning

Belajar merupakan aktivitas yang mencakup pemrosesan informasi. Kekuatan modelling terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi proses tersebut. Observational learning memerlukan empat macam proses utama:

1) attentional processes. Dalam proses ini, Individu yang belajar melalui modeling dituntut untuk memperhatikan dan mempersepsi perilaku model secara tepat. Tingkat keberhasilan belajar itu ditentukan oleh karakteristik model maupun karakteristik pengamat itu sendiri. Karakteristik model yang merupakan variabel penentu tingkat perhatian itu mencakup frekuensi kehadirannya, kejelasannya, daya tarik personalnya, dan nilai fungsional perilaku model itu. Karakteristik pengamat yang penting untuk proses perhatian adalah kapasitas sensorisnya, tingkat ketertarikannya, kebiasaan persepsinya, dan reinforcement masa lalunya.

2) Retention Processes. Agar proses ini berjalan efektif, maka modelling harus disimpan dalam ingatan. Menyimpan informasi secara imaginal atau mengkodekan peristiwa model ke dalam simbol‑simbol verbal yang mudah dipergunakan merupakan cara-cara yang bisa digunakan dalam proses retensi. Materi yang bermakna bagi pengamat dan menambah pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat. membayangkan perilaku model atau dengan mempraktekkannya merupakan cara lain untuk mengingat dalam tahapan ini. Keterampilan dan struktur kognitif pengamat dapat memperkuat retensi. Motivasi untuk belajar juga berperan dalam retensi, meskipun insentif lebih bersifat fasilitatif daripada keharusan.

3) Proses produksi. Pada tahap tertentu, gambaran simbolik tentang perilaku model mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang efektif. Pengamat memerlukan gambaran kognitif yang akurat mengenai perilaku model untuk dibandingkan dengan umpan balik sensoris dari perbuatannya. Modelling korektif merupakan cara yang efektif untuk memberikan umpan balik bila pengamat melakukan kinerja yang tidak tepat.Variabel pengamat yang mempengaruhi reproduksi perilaku mencakup kapasitas fisiknya, apakah perbendaharaan responnya sudah mencakup komponen‑komponen respon yang diperlukan, dan kemampuannya untuk melakukan penyesuaian korektif bila mencobakan perilaku baru.

4) Proses motivasi. Motivasi merupakan hal penting yang mendukung operasionalisasi individu untuk apa yang telah dipelajarinya. Bila individu tersebut memiliki motivasi yang besar maka besar kemungkinan ia mempraktekan apa yang telah ia pelajari, begitupula sebaliknya.

1.1 Modelling untuk Proses Berpikir

Melalui pengamatan terhadap model, seseorang dapat belajar keterampilan berpikir. Akan tetapi, sering kali proses berpikir yang tersirat tidak terungkapkan secara memadai oleh tindakan model. Misalnya, seorang model dapat memecahkan suatu masalah secara kognitif, tetapi pengamat hanya melihat hasil tindakannya tanpa memahami proses berpikir yang menghasilkan tindakan tersebut. Satu pendekatan untuk mempelajari keterampilan kognitif adalah dengan meminta model mememaparkan hal yang dipikirkannya pada saat sedang melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalahnya. Dengan menggabungkan Modelling verbal dengan modelling non‑verbal maka kemampuan modelling non‑verbal untuk memperoleh dan mempertahankan perhatian, dan keefektifan perilaku fisik untuk memberikan makna tambahan pada proses kognitif. Keterampilan kognitif pengamat akan semakin mengalami peningkatan bila model mendemonstrasikan tindakan dan proses berpikirnya sekaligus, bukan hanya mendemonstrasikan tindakannya saja.

1.2 Peranan Reinforcement

Pandangan kognitif sosial merupakan pandangan belajar melalui pengamatan yang tidak selalu memerlukan imbalan ikstrinsik. Belajar seperti ini terjadi melalui pemrosesan kognitif pada saat dan sebelum pengamat melakukan suatu respon. Dengan model operant conditioning dari Skinner, yang hampir sama dengan belajar melalui pengamatan ini, dianggap berhasil apabila respon yang sesuai dengan tindakan model diberi reinforcement, respon yang tidak sesuai dihukum atau tidak diberi imbalan, dan perilaku orang lain menjadi stimulus bagi respon yang cocok. Akan tetapi, penjelasan Skinner tersebut mengandung beberapa kekurangan. Pengamat mungkin tidak akan melakukan perilaku model dalam setting yang sama dengan ketika perilaku itu dicontohkan. Baik pengamat maupun model mungkin tidak akan memperoleh reinforcement. Perilaku model mungkin terjadi lagi beberapa hari atau bahkan beberapa minggu kemudian. Maka model operant tidak dapat menjelaskan bagaimana struktur respon baru itu dipelajari melalui pengamatan. Peranan utama insentif dalam observational learning adalah sebelum, bukan setelah modelling. Misalnya, perhatian pengamat dapat meningkat dengan antisipasi imbalan dari penggunaan perilaku model. Lebih jauh, imbalan yang diantisipasi itu dapat memotivasinya untuk mensimbolisasikan dan berlatih menggunakan kegiatan model. Insentif itu lebih bersifat fasilitatif daripada keharusan.

Kamis, 08 Januari 2009

Definisi Konseling


Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan”

…interaksi yang(a)terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ;(b)terjadi dalam suasana yang profesional (c)dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien. (Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone,1974)

…suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.(Smith,dalam Shertzer & Stone,1974)

Konseling merupakan suatu proses untuk memebantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychologi)

…suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan. (Mc. Daniel,1956)

Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut. (Berdnard & Fullmer ,1969)

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Frank Parsons (1908 )

Definisi-definisdi konseling di atas jika di analisis berdasarkan tujuh kata kunci tentang konseling.

  1. terlatih secara professional, dalam definisi konseling di atas di sebutkan bahwa “pemberian bantuan di lakukan oleh seorang ahli”
  2. hubungan yang sifatnya memebantu, dalam definisi konseling di atas di sebutkan bahwa ”proses pemberian bantuan” “mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu” “pemberian bantuan” dan “membantu konseli”
  3. kualitas pengetahuan dan kertrampilan, jika di lakukan oleh seorang ahli pastilah memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalm bidang konseling.
  4. Proses belajar menuju perubahan perilaku, dalam definisi konseling di atas di sebutkan bahwa “untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi” “dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.” jika konseli telah mengetahui potensi dalam dirinya pastilah dia akan melakukan suatu perubahan dalam dirinya.
  5. Belajar berhubungan dengan orang lain dan diri sendiri,
  6. Tumbuh secara produktif, dalam definisi konseling di atas di sebutkan bahwa “membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.”
  7. konseli memiliki kebutuhan untuk di bantu. Dalam definisi konseling di atas di sebutkan bahwa “konseling adalah proses pemberian bantuan” konseli yang dating pada konselor pastilah membutuhkan batuan.