Giftedness ialah istilah yang diberikan kepada sejumlah individu
yang memiliki kemampuan superior dalam menyeimbangkan antara fakta-fakta,
ide-ide dan berbagai hubungan. Intelegensi tinggi yang tidak biasa pada seorang
anak, dapat menimbulkan berbagai masalah dan tantangan.
Beberapa ahli psikologi dan pendidik mendefinisikan giftedness umumnya didasarkan atas
intelegensi yang tinggi. Adapun kriteria yang digunakan ialah batas minimum
anak yang termasuk kelompok gifted
ialah dengan skor IQ sekitar 130-140. Namun, seiring perkembangan waktu, untuk
mengidentifikasi anak gifted tidak
hanya mengandalkan skor IQ saja. Para ahli mengenalkan nilai dari faktor-faktor
lain. Pertimbangan lain ialah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi serta
berbagai bakat yang mampu ia kembangkan, seperti di bidang musik, seni, mesin
atau bahasa.
Mampu menguasai berbagai bakat dan kemampuan menunjukkan
kecenderungan yang kuat bagi seseorang yang tergolong gifted.
Beberapa karakteristik umum anak gifted diantaranya ialah:
- Dapat belajar dengan mudah (cepat tangkap). Anak
dengan kemampuan intelektual supeior dapat mempelajari suatu materi baru
lebih cepat daripada anak dengan kemampuan rata-rata. Ia sering kali mulai
bisa berjalan dan berbicara di usia yang lebih awal dan beberapa
diantaranya telah mampu belajar membaca sebelum masuk sekolah.
- Memiliki minat yang luas. Anak gifted biasanya menunjukkan minat pada berbagai kegiatan dan
bidang pengetahuan.
- Mengingat apa yang telah dipelajari. Seseorang yang
tergolong gifted, memiliki daya
ingat yang lebih kuat dari pada orang dengan kemampuan rata-rata.
- Menunjukkan rasa ingin tahu. Anak gifted seringkali mengajukan
beberapa pertanyaan, dan ia akan membalikkan pertanyaan ketika jawaban
atas pertanyaan tersebut tidak mampu memuaskan rasa ingin tahunya.
- Mampu berpikir secara abstrak. Anak gifted mampu diajak berdiskusi
tentang suatu hal dengan level bahasa yang tinggi tanpa menggunakan
ilustrasi apapun.
- Memiliki pembendaharaan kata yang luas. Anak gifted telah mengembangkan kosa
kata yang luas sejak usia dini. Ia seringkali mengejutkan orang dewasa
dengan memahami dan menggunakan kata-kata yang kompleks.
- Mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. hal ini
dikarenakan anak gifted sering
memiliki ide-ide baru dan minat yang luas, jadi ia bisa mengalami
kesulitan untuk menyesuaikan diri pada kegiatan yang dirancang untuk orang
dengan intelegensi normal. Ia akan merasa tidak puas dengan program yang
disusun untuk orang yang kemampuannya di bawah kemampuannya.
- Gemar membaca. Anak gifted lebih memilih menghabiskan waktunya untuk membaca buku,
daripada untuk bermain dengan anak lain.
- Melakukan sesuatu dengan baik di sekolah. Anak gifted biasanya menunjukkan prstasi
terbaik di sekolah. Ia mampu menguasai materi baru dengan cepat dan hanya menemukan
sedikit kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
- Secara psikologis, ia lebih matang dari anak
seusianya.
- Lebih memilih bermain dengan anak yang usianya lebih
tua. Anak gifted lebih senang
berdiskusi dan melakukan sesuatu yang ia sukai dengan orang yang usianya
lebih tua dari dirinya.
- Memilih teman yang cerdas (intelek). Anak gifted lebih senang menghabiskan
waktunya dengan anak-anak yang cerdas, agar ia dapat menstimulasi
keingintahuan intelektualnya.
- Mudah melakukan generalisasi.
- Menyukai sekolah.
- Mampu mengorganisasikan materi dan ide-ide dengan
mudah
- Memiliki selera humor yang baik
- Sangat kreatif
- Memahami elemen/unsur waktu. Anak gifted mampu mengenali elemen waktu
seperti minggu, bulan, dan tahun sejak usia dini.
- Cakap dalam berbagai hal.
Etimologi
Banyak peneliti yang setuju dengan hereditas atau turunan,
yang menjadi peran yang dominan dalam giftedness
atau kecerdasaan. orang tua memiliki kecerdasaan jauh lebih memungkinkan
memiliki anak yang intelgensi rata – rata atau
dibawah orang tuanya. Di studi panjang diatas 1500 individu gifted atau individu yang cerdas,
ditemukan juga dalam subjek tersebut, beberapa anak di atas rata – rata.
Bagaimanapun, ini tidak persis dengan turunan dari orang tuanya.
Orang tua rata – rata telah mengetahui anaknya memiliki
kecerdasaan yang superior, beberapa orang tua yang memiliki kecerdasan atau
berbakat, mempunyai anak dengan hanya kemampuan yang sedang atau cukup.
Pengalaman
hidup dapat menjadi pengaruh terhadap performace atau penampilan anak dalam tes
intelegensi. Lingkungan simulasi, untuk contohnya mungkin orang memungkinkan
untuk mengungkapkan bakatnya. Setiap orang memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kemampuannya, seperti untuk mencetak prestasi yang lebih tinggi
dalam tes intelegensi tapi yang lain terdapat atau mempunyai kemampuan asli
tetapi memiliki pendidikan yang sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar